

Halo teman-teman! Kita baru saja menyelesaikan pelajaran mengenai 7 jemaat! Tentu mungkin banyak di antara kita yang masih bingung dan tidak sepenuhnya mengerti pelajaran ini. Oleh karena itu, di post kali ini kami akan merangkum seluruh pelajaran rohani dari 7 jemaat di Wahyu 2–3. Buat kamu yang betul-betul ingin mempelajarinya secara mendalam, silakan baca renungan kami mengenai 7 jemaat secara lebih spesifik di Instagram (@AyatAlkitabHarian) atau Facebook.
Jemaat Efesus (31–100)
Baca: Wah. 2:1–7
Jemaat ini dimulai setelah kebangkitan Yesus. Ketika itu pengikut Tuhan sangat semangat dalam mengabarkan Injil. Kol. 1:23 menunjukkan bahwa Injil “telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit.”
Ada pengajar-pengajar palsu, yang disebut pengikut Nikolaus, di dalamnya (Wah. 2:3–6). Walaupun begitu, masih ada orang-orang setia di dalam jemaat ini. Mereka juga sangat giat dalam menyediliki kitab suci dan kebenaran supaya mereka tidak tertipu (Kis. 17:11). Masalah dari jemaat Efesus adalah mereka telah meninggalkan kasihnya yang semula (Wah. 2:4).
Yesus berkata, “Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.” Wah. 2:7. Dalam konteks ini, mereka yang menang adalah mereka yang kembali kepada kasih mereka yang semula, Yesus Kristus.
Apakah teman-teman pernah mengalami kasih kepada Yesus yang begitu dalam? Apakah teman-teman masih mengasihi Dia? Jika teman-teman merasa sudah meninggalkanNya, marilah kita kembali dan mengasihi Tuhan lagi sepenuh hati kita.
Jemaat Smirna (100–313)
Baca: Wah. 2:8–11
Jemaat Smirna di mulai setelah kematian rasul terakhir, Yohanes. Periode jemaat ini berakhir di tahun 313 ketika Konstantin memerintahkan untuk menganiaya umat Kristen.
Kata Smirna di ambil dari kata myrrh yang berarti rempah-rempah. Rempah-rempah ini harus diremukan terlebih dahulu untuk bisa menghasilkan wangi-wangian. Ini sangat pas dengan kondisi jemaat Smirna karena mereka teraniaya. Semakin mereka teraniaya, semakin tercium wangi-wangian mereka.
Jemaat Smirna ini adalah jemaat yang tidak memiliki masalah. Mereka terancam oleh penganiayaan, tetapi iman mereka tidak goyah. Yesus berkata, “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu—namun engkau kaya. …” Wah. 2:9. Mereka miskin secara jasmani dan duniawi, tetapi kaya secara rohani.
Pernahkah teman-teman merasakan hal yang sama? Janganlah kuatir. Pada umumnya, pengikut Yesus miskin secara jasmani dan duniawi, tetapi mereka semua kaya secara rohani. Ketika teman-teman merasa teraniaya, marilah kita berpikir jauh ke depan dan ke dalam surga. Di sanalah kita bisa yakin bahwa kita kaya secara rohani.
Yesus berjanji kepada jemaat ini, “Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.” Wah. 2:11. Dengan kata lain, mereka tidak akan mengalami kematian kekal. Mereka akan masuk ke dalam surga.
Jemaat Pergamus (313–538)
Baca: Wah. 2:12–17.
Jemaat Pergamus memiliki masalah yang unik dari jemaat yang lain. Masalah mereka adalah beberapa di antara mereka mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran (Wah. 2:14). Sehingga oleh karena inilah Yesus memperkenalkan diriNya sebagai seorang yang “memakai pedang yang tajam dan bermata dua.” Wah. 2:12. Pedang ini melambangkan firman Tuhan (Ibr. 4:12).
Antipas (Wah. 2:13) adalah mereka yang menentang Paus. Antipas berasal dari dua kata “anti” dan “papa” (Paus). Oleh karena itu, Antipas adalah saksi Tuhan yang setia yang menjunjung tinggi firman Tuhan dan bukan kuasa kepausan.
Di masa inilah percampuran dimulai antara negara dan agama. Dan mereka yang mengikuti firman Tuhan akan menentang persatuan ini karena ini tidaklah Alkitabiah (Dan. 3; Mat. 22:15–22).
Mereka yang menang di jemaat ini adalah mereka yang mau berdiri teguh untuk firman Tuhan dan kebenaran saja. Wah. 2:17, “Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya.”
Apakah kita mau berdiri teguh beralaskan firman Tuhan saja? Marilah kita uji semua yang kita percaya dan bertanya, “Apakah ini seusai dengan Alkitab?”
Jemaat Tiatira (538–1798)
Baca: Wah. 2:18–29
Jika teman-teman baca ayat di atas, teman-teman pasti sadar bahwa masalah utama jemaat ini adalah wanita yang bernama Izebel (Wah. 2:20). Di Zaman Kegelapan ini (Dark Ages), 538–1798, Izebel sudah diberikan waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya (Wah. 2:21).
Kita sudah lihat di renungan mengenai Tiatira, bahwa Izebel ini juga ditemukan di 1 Raja-raja 16–20. Di sana kita bisa lihat bahwa Izebel ini adalah istri dari Raja Ahab. Dalam pemerintahan merekalah kita bisa melihat umat dan nabi-nabi Tuhan dianiaya.
Umat Tuhan di periode ini mengalami banyak pergumulan, salah satunya mereka bergumul untuk menjaga pengajaran mereka murni (Wah. 2:23–24).
Kita juga mungkin pernah mengalami di mana pemerintah di atas kita bukanlah pengikut Tuhan yang setia. Kita juga mungkin mengalami penganiayaan. Tetapi peganglah janji Yesus kepada jemaat ini, “Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa.” Wah. 2:26.
Jemaat Sardis (1798–1833)
Baca: Wah. 3:1–6
Setelah umat Tuhan mengalami penganiayaan yang dahsyat di tahun 538–1798, masih ada beberapa yang tetap setia kepadaNya. Kita bisa lihat bagaimana Yesus menguatkan umatNya, “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.” Wah. 3:2.
Kepada jemaat ini, Yesus hanya menguatkan dan menyemangati mereka secara rohani. Tidak ada teguran yang diberikan kepada mereka.
Wah. 3:5, “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.”
Mereka yang menang di jemaat ini adalah mereka yang tetap berbeda dan mau setia. Mungkin kita juga pernah ada di situasi di mana hanya kita sendiri yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Faktanya, mereka yang memegang kebenaran selalu akan berbeda (Dan. 3). Tetapi, marilah kita terus semangat dalam memegang tinggi kebenaran yang kita miliki!
Jemaat Filadelfia (1833–1844)
Baca: Wah. 3:7–13
Masa jemaat Filadelfia adalah masa krusial dalam sejarah Kekristenan. Di masa inilah Yesus membuka pintu di Bait Suci di surga (Wah. 3:7–8). Pintu ini adalah pintu ke bilik maha suci. Dengan kata lain, masa penghakiman dimulai di tahun 1844, di akhir dari masa jemaat ini. Teman-teman bisa baca Dan. 8:14, Ima. 16, dan Ibr. 8 untuk lebih jelasnya.
Masa ini adalah masa dimana umat Tuhan akan dicobai. Tetapi mereka yang setia dan menuruti firman Tuhan akan terlindungi (Wah. 3:10).
Kita juga akan melalui pencobaan dalam hidup kita, tetapi kita harus yakin ketika kita bersandar kepada firman Tuhan, kita bisa terlindungi. Dan Yesus berjanji bahwa mereka yang selalu setia kepada firmanNya akan ada di dalam baitNya selama-lamanya.
Wah. 3:12, “Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ.”
Jemaat Laodikia (1844 – Kedatangan Yesus)
Baca: Wah. 3:14–22
Jemaat ini adalah jemaat yang paling pas untuk menggambarkan kondisi umat Tuhan sebelum kedatanganNya yang kedua. Perikop ini sangat pas untuk kita yang hidup di zaman ini karena periode ini dimulai dari 1844 sampai kedatangan Yesus.
Masalah utama dari gereja ini bukanlah pengertian akan doktrin atau pengajaran, melainkan perbuatan (Wah. 3:15). Sebagai jemaat yang terakhir, mereka memiliki pengertian yang benar akan firman Tuhan, tetapi perbuatan mereka tidak menunjukkannya. Yak. 2:26 berkata bahwa “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”
Jemaat ini juga tidak sadar akan keadaan asli mereka. Mereka merasa bahwa mereka tidak membutuhkan apapun (Wah. 3:17). Faktanya, Yesus berkata bahwa mereka “melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.”
Solusinya hanyalah Yesus. Ia memanggil mereka semua untuk membeli dari padaNya emas, pakaian putih, dan juga minyak pelumas mata (Wah. 3:18).
Sebagai umat yang hidup di periode terakhir, kita juga seringkali tertipu oleh keadaan kita sendiri. Seringkali kita merasa bahwa semua baik-baik saja dan kita tidak membutuhkan apapun. Perasaan inilah justru yang membuat kita lupa akan betapa kita membutuhkan Yesus.
Wah. 3:21, “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.”
Mereka yang menang adalah mereka yang sadar akan kondisi asli mereka. Mereka yang menang adalah mereka yang keluar dari kondisi suam-suam kuku mereka. Mereka yang menang adalah mereka yang mau datang kepada Yesus dan meminta bantuanNya. Kiranya kita semua mau datang dengan tulus kepada Tuhan, sehingga kita semua bisa bertemu kembali di dalam kerajaan surga. Tuhan memberkati.